"Just because you can't see it, doesn't mean it isn't there" - Laut bukan tempat sampah!

1/8/14

Selamat Malam Dari Bangkok

Solo backpacker again? why not.. 
Please enjoy my stories..



Day 1, (03 Dec' 2013)...

Kuamati dengan seksama titik-titik air yang jatuh di permukaan kaca bus. Awalnya hanya sedikit, tapi lama-lama titik-titik air itu semakin banyak. Kurapatkan jaket yang sedari tadi melindungi tubuhku dari dinginnya AC di dalam bus. Waktu menunjukkan pkl. 14 siang.

Bus Damri yang membawaku terus menggelinding melewati kendaraan-kendaraan lain di jalan tol yang basah, sampai akhirnya berhenti di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta - Jakarta. Bergegas kulangkahkan kaki, turun dari dalam bus dan menghampiri restoran fast food tak jauh dari pintu masuk bandara. 

Duduk sendiri di dalam restoran sambil makan siang dan mengamati pengunjung lainnya cukup menjemukan. Tapi sudahlah, kunikmati saja semuanya tanpa suara. Tak sampai setengah jam, makanan siap saji yang ada di hadapanku tandas tak bersisa.. *tanda-tanda kelaperan berat, beuhh..*

Sambil melayangkan pandangan ke petugas yang menjaga pintu masuk, kuperlihatkan secarik tiket dan melenggang masuk ke dalam bandara. Kuhempaskan backpack di atas kursi panjang dan duduk di sebelahnya. Ruang tunggu bandara sangat ramai. Anak-anak kecil berlarian tak tentu arah diselingi teriakan para ibu yang menyuruh mereka agar berhati-hati. Orang-orang tua dan remaja tampak asyik bermain gadget (entah itu laptop, tablet, hp, camera) atau bercakap-cakap dengan teman seperjalanannya.

foto selfie doeloe di Terminal 3 Soeta

Aku, yang hari itu melakukan perjalanan sendiri, memilih untuk tidur-tiduran sambil menunggu pesawat tiba. Sebuah suara cempreng dari speaker bandara terdengar.. katanya, pesawat tujuan Don Mueang, Bangkok, mengalami keterlambatan 30 menit akibat tingginya traffic di Bandara Soeta. Aku hanya bisa mendesah, pelan kupejamkan mata, berharap waktu segera berlalu.

Akhirnya, sekitar pkl. 17.30 sore, pesawat yang membawaku ke Bandara Don Mueang, Bangkok, tinggal landas. Sepi.. hari itu tidak banyak penumpang yang ke Bangkok. Deretan kursi di bagian belakang terlihat kosong, demikian pula dua kursi di sebelahku.

di dalam pesawat

selonjoran

Selama 3 jam 20 menit, pesawat terbang dan mendarat di Bandara Internasional Don Mueang, Bangkok. Begitu keluar dari bagian imigrasi, mataku menjelajah tiap sudut bandara, menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan mengingat saat itu waktu sudah menunjukkan pkl. 21 malam. (FYI: tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Bangkok).

Bermalam di Bandara Internasional Don Mueang

Bismillah.. dengan langkah pasti, kuayunkan kaki melintasi ruang di lantai dasar sambil celingukan membaca papan direction. Di bagian ujung lantai dasar, kutemui meeting room yang diisi dengan deretan bangku panjang. Di sebelah meeting room ada tangga jalan menuju lantai 2. Sedikit ragu kutapaki tangga jalan menuju lantai 2, terus ke lantai 3.

Di lantai 3 aku berhenti, menoleh ke sebelah kanan dan melihat tulisan 'Muslim Praying Room' alias musolah. Tak jauh dari musolah, ada tulisan 'Toilet For Moslem behind VIP room'. Alhamdulillah.. ternyata Bandara Don Mueang sangat ramah dengan pengunjungnya yang muslim, sampai-sampai toilet saja dibedakan. Setelah kuselidiki, apa yang membedakan kedua toilet itu adalah adanya semprotan air (water spray) untuk membasuh najis saat buang air di toilet for moslem, sementara di toilet umum tidak ada, nice.. :)

musolah di Bandara Don Mueang

Usai menunaikan kewajiban sebagai muslimah, kuputuskan untuk tidur di musolah. Niatku sudah bulat untuk bermalam di bandara hingga pagi menjelang. Ruang musolah sangat sepi, hanya ada aku di dalamnya. Kulirik jam di tangan, waktu sudah menunjukkan pkl. 22.30 malam, tapi mataku tak kunjung terpejam.

Sekitar pkl. 23.00, tiba-tiba sebuah tangan menggoyang-goyang tubuhku dengan keras, seketika itu pula kuterbangun. Seorang wanita separuh baya dan berjilbab memandangku dan mengatakan sesuatu dalam bahasa Thai.

"I am sorry, english please," ucapku sambil ngebatin, "Ternyata tadi aku sempat tertidur".
Wanita dihadapanku terkejut, seketika wajahnya terlihat ramah. Dengan bahasa Inggris ia mengatakan padaku bahwa pintu musolah akan segera dikunci. Aku harus pindah dari situ. Tersenyum seraya mengucapkan terima kasih, aku bergerak, berdiri meninggalkan musolah.

"Where do you come from?" lanjut wanita tadi padaku.
"Indonesia," jawabku kalem. 
"I thought you are Thai, your face look like us," katanya lagi.
Aku hanya tersenyum, "And you?" aku balik bertanya.
Ia pun menyebut nama sebuah provinsi di Thailand sebelah utara. Untuk beberapa saat kami pun bertegur sapa lalu berpisah.  

Dengan backpack di punggung, aku berjalan menuju mini market yang letaknya tak jauh dari musolah. Di depan mini market berderet kursi tunggu yang malam itu berubah jadi tempat tidur massal. Manusia-manusia dari berbagai negara, yang kelelahan, tertidur di atas kursi dengan lelapnya. Sesekali petugas bandara terlihat berpatroli, menjaga, dan mengawasi keadaan sekitar.

kursi di ruang tunggu yang merangkap sebagai tempat tidur massal :) @ bandara don mueang

Dengan mata sayu karena kantuk yang amat sangat, aku mencari-cari kursi yang masih kosong. Di dekat sekelompok orang yang sepertinya berasal dari China, aku menemukan sederet kursi yang tak berpenghuni. Kuletakkan backpack sebagai bantal dan merebahkan diri. Mataku mulai terpejam dan  berdoa, semoga besok akan baik-baik saja.. Sayup-sayup kudengar orang-orang China tadi bercakap-cakap, makin lama semakin pelan dan hilang. Aku tertidur pulas...

Selamat malam dari Bangkok...



bersambung... Naik Bus Kota & Kereta Di Bangkok


Salam

Ifa Abdoel


No comments:

Post a Comment